Kandungan Al-Fatihah

Sebenarnya sudah banyak tulisan yang berbicara mengenai tafsir surat ini. Jika anda memasukkan kata kunci seperti judul di atas ke situ pencarian seperti google, maka banyak sekali tautan yang berbicara mengenai surat Alfatihah. Nah, pada tulisan kali ini saya pun juga akan membahas mengenai tafsir surat Al-fatihah. Tetapi akan sedikit (dikit saja) berbeda isinya, karena tulisan kali ini ingin memberikan pembahasan surat Al-Fatihah dari sisi lain. Tulisan kali ini saya dapatkan dari hasil menerjemahkan naskah aslinya dalam bahasa Arab. Diantara referensi yang saya gunakan adalah tulisan di situs ini yang belakangan saya ketahui bahwa tulisan itu merupakan intisari dari sebuah buku berjudul “Khawatir al-quraniyyah” karangan Dr. Amru Khalid dan sebuah kitab tafsir “shofwatu at-tafaasir” karangan Muhammad Ali Ash-Shabuniy. Selamat membaca!

Penamaan

Surat Al-fatihah adalah surat yang tergolong surat makiyyah (yang diturunkan di Makkah) dengan jumlah ayat 7 berdasarkan ijma’ ulama. Mengenai perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang apakah lafadz basmalah merupakan salah satu ayat dalam surat Al-fatihah atau bukan, tidak akan dibahas di sini.

Dari literatur yang saya jadikan sebagai rujukan, ada beberapa nama lain atau sebutan untuk surat ini selain Al-fatihah. Salah seorang ulama besar, Al-Qurthubiy, mengatakan bahwa surat ini memiliki 12 nama, diantaranya adalah Alfatihah (pembukaan = الفاتحة), Ummu al-kitaab(Induk quran = أم الكتاب), as-sab’u al-matsaniy (tujuh yang berulang = المثانى السبع), asy-syafiyah (penyembuh = الشافية), al-waafiyah (memadai = الوافية), al-kaafiyah (cukup = الكافية), al-asaas (asas, dasar = الأساس), dan al-hamdu (pujian = الحمد).

Penamaan tersebut tidak serta merta datang dengan sendirinya, melainkan ada alasan yang mendasari mengapa surat ini memiliki banyak nama. Rasulullah juga sudah memberikan nama untuk surat ini sebagaimana disebutkandalam hadits shahih Bukhari berikut ini.

Dari Abu Sa’id Al-Mu’alla berkata: Aku tengah shalat di masjid, lalu Rasulullah saw memanggilku, dan akupun menjawab panggilan beliau. Aku berkata: Ya Rasulullah, tadi aku sedang shalat. Beliau berkata: Bukankah Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu”. Kemudian beliau berkata kepadaku: “Aku sungguh akan mengajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an sebelum kamu keluar dari masjid”. Kemudian beliau memegang tanganku. Ketika beliau ingin keluar, aku berkata kepadanya: bukankah Engkau berkata akan mengajarkan kepadaku suatu surat yang paling agung dalam Al-Qur’an? Beliau berkata: Al-hamdulillah Rabbi al-alamin”, ia adalah tujuh ayat yang berulang dan Al-Quran yang agung yang dianugerahkan kepadaku. (Bukhari)

Surat ini dinamakan al-fatihah karena letaknya yang berada di awal quran. Jika kita menganalogikan dengan sebuah buku, di dalam pembukaan sebuah buku, biasanya dijelaskan secara global mengenai isi buku tersebut. Begitu juga dengan Quran. Seluruh isi kandungan quran, secara garis besar dijelaskan dalam surat yang terdiri dari 7 ayat ini. Oleh karenanya, Al-fatihah juga dinamakan sebagai ummu al-kitaab, Induknya Quran.

Selain itu, al-fatihah juga disebut sebagai as-sab’u al-matsaniy yang berarti tujuh yang berulang. Hal ini disebabkan oleh karena surat ini merupakan salah satu rukun shalat. Setiap kali kita shalat, surat ini wajib dibaca, karena merupakan rukun dalam shalat. Alfatihah juga disebut sebagai penyembuh atau pengobat (Asy-Syafiyah), ruqyah, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Al-Bukhari dlm kitab Shahih- no. 5749 kitab Ath-Thibb bab An-Nafats fir Ruqyah (hadits tidak dicantumkan, jika ingin membacanya bisa merujuk ke link ini).

Apa isi kandungan dari surat Al-fatihah?

Nah, kali ini saya akan coba membahas kandungan Al-fatihah dari 4 sisi yang berbeda, yaitu Alfatihah sebagai rangkuman seluruh isi Quran, dasar-dasar agama, doa, dan the seven Islamic daily habits.

1. Al-fatihah merangkum keseluruhan isi Al-Quran

Seperti yang sudah disinggung di awal bahwasanya Al-Fatihah merupakan rangkuman atau penjelasan secara global tentang seluruh isi pokok Quran. Lalu apa sajakah isi quran tersebut? Pada umumnya, Al-quran berisi tentang aqidah, ibadah, dan petunjuk dalam kehidupan. Dan seleruh isi pokok Al-Quran tersebut, ternyata ada di dalam sebuah surat, yaitu surat Al-Fatihah. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan satu persatu ayat dalam surat Al-Fatihah.

  • Ayat 1-4 : ayat ini berbicara mengenai Aqidah : tauhid rububiyah, tauhid asma wa shifat, dan tauhid uluhiyah
  • Ayat 5 : ayat ini bebicara mengenai Ibadah. Karena di dalamnya terdapat kata “na’bud” yang dalam bahasa arab merupakan satu makna dengan ibadah.
  • Ayat 6-7 : ayat ini berbicara mengenai petunjuk dalam kehidupan (manhaj Al-hayah). petunjuk dalam hidup ini sebenarnya banyak dijelaskan di ayat-ayat selanjutnya dalam bentuk anjuran, larangan, maupun kisah para nabi dan orang sholeh terdahulu.

Dan semua ayat-ayat dalam Quran setelah surat Al-Fatihah ini merupakan penjelasan dari ketiga isi pokok Quran tersebut.

2. Dasar-dasar agama

Sebelumnya juga telah disinggung mengenai nama-nama lain surat Al-Fatihah, salah satunya adalah Al-Asaas, yang berarti dasar. Nah, di dalam surat Al-Fatihah juga terkandung dasar-dasar agama, diantaranya :

  • Syukur atas nikmat Allah. Ini tertera dalam ayat ke-2 (الحمدلله). Kata ini merupakan lafadz yang kita ucapkan ketika kita berterima kasih (bersyukur) kepada Allah.
  • Asmaul husna. Ini tertera dalam ayat ke-3 (الرحمن الرحبم)
  • Mengingatkan kita akan kehidupan setelah kematian. Ini tertera dalam ayat ke-4 (مالك يوم الدين)
  • Ikhlas, kepasrahan yang totalitas. Ini tertera dalam ayat ke-5 (إياك نعبد و إياك نستعين). “Hanya kepada-Mu lah kami menghamba dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”.
  • Istiqomah, dalam ayat ke-6 (صراط المستقيم)
  • Persahabatan yang shalih, dalam ayat ke-7 (صراط الذين أنعمت عليهم). Karena hanya dengan bersahabat dengan orang-orang shalih lah, itu jalan yang lurus.
  • Kesatuan umat. Ini bisa dilihat dari kata yang digunakan pada ayat ke-5 (نعبد …. نستعين). Di dalam kata tersebut digunakan dhomir (kata ganti) dalam bentuk jamak, bukan tunggal. Sehingga bisa diartikan bahwa setiap kali kita membaca ayat ini, kita meminta kepada Allah sekaligus mewakili saudara-saudara kita yang lain.
  • Urgensi doa (akan dibahas pada poin selanjutnya dan juga bisa dilihat pada artikel lain di blog ini)

3. Doa

Jika pada dua poin sebelumnya kita melihat isi surat Al-fatihah dari kata perkata dan atau ayat per-ayat saja, maka sekarang kita coba melihat dari sisi lain dan menghubungkan kalimat-kalimat tersebut lalu menyusunya menjadi sebuah kesatuan. Sisi lain dari surat Al-fatihah adalah surat ini mengajarkan kepada kita bagaimana cara yang terbaik dalam berinteraksi dengan Allah, atau berdoa. Untuk lebih jelasnya marilah kita perhatikan ayat per ayat dalam surat Al-fatihah.

  • Ayat 1 : lafadz basmallah, diucapkan dalam setiap awal ketika ingin melakukan amal kebaikan
  • Ayat 2 : secara keseluruhan ayat, ayat ini berisi pujian kepada Allah dan ungkapan rasa terima kasih (syukur)
  • Ayat 3 : ayat ini juga merupakan pujian (“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”).
  • Ayat 4 : secara keseluruhan bisa kita lihat ayat ini berisi tentang pengagungan Allah
  • Ayat 5 : ayat ini berisi tentang keikhlasan, kepasrahan, totalitas. Tidak ada Dzat lain yang patut disembah dan dimintai pertolongan kecuali Allah.
  • Ayat 6 : diawali dengan kata “ihdi” yang dalam bahasa arab termasuk dalam bentuk fi’il amar (kata kerja perintah). Namun, dalam konteks ayat ini, ini merupakan kalimat permohonan. “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.
  • Ayat 7 : merupakan sambungan atau penjelas dari ayat ke-6 tentang jalan yang lurus tersebut, yaitu jalan yang Allah beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Allah murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang Allah sesatkan.

Secara garis besar kita bisa bagi ketujuh ayat diatas menjadi 2 bagian besar, ayat 1-5 merupakan pujian, pengagungan. Sedangkan 2 ayat sisanya adalah permohonan. Jika kita ingat, adab seperti ini adalah adab dalam berdoa (baca artikel lain di blog ini dengan judul DOA). Diawali dengan sebuah niat (Bismillah), lalu diikuti dengan pujian, barulah ajukan permohonan. Inilah mengapa dalam sholat, membaca Al-Fatihah merupakan sebuah kewajiban (rukun shalat) dan kita tentunya dituntuk untuk memahami agar sholat kita menjadi lebih khusyu’. Karena pada hakikatnya sholat adalah doa (definisi fiqh untuk sholat adalah doa), dan yang namanya berdoa itu tidak cuek, tetapi penuh dengan kekhusyu’an, rasa takut, dan rasa pengharapan.

4. The Seven Islamic Daily Habits

Ada tujuh aktivitas (kebiasaan) Islami sehari-hari, yang coba diambil dari surat Al-Fatihah juga menjadi bagian yang perlu kita perhatikan, sehingga dengan demikian dapat menjadi bagian dari akhlaq yang membimbing kita ke jalan yang lurus dan baik di dunia dan akhirat. Dan umat tidak boleh terlepas dari 7 kebiasaan ini sebagaimana ia tidak boleh lupa dan alpa apalagi tidak melakukannya untuk membaca Al-Fatihah pada saat mendirikan shalat. Dari surat al-fatihah dapat kita ambil pelajaran akan tujuh prinsip dasar seorang muslim dalam bekerja dan berkarya serta menjalani kehidupannya sehari-hari. Dan tujuh prinsip ini pula yang menggabungkan tiga kecerdasan dasar manusia; yaitu spiritual, intelektual dan emosional. Yang dapat disingkat dengan B5KB :

1. Bismillah dalam memulai setiap pekerjaan,

2. Bersyukur atas segala nikmat yang diterima,

3. Berfikir positif terhadap Allah dan berkasih sayang terhadap sesama,

4. Berorientasi akhirat,

5. Bahagiakan hidup dengan ibadah dan doa,

6. Konsisten dalam komitmen,

7. Bercermin. Boleh jadi kita memiliki sifat seperti mereka.

Inilah isi kandungan surat Al-Fatihah, sebuah surat yang paling Agung. Mungkin sebagian dari kita baru mengetahuinya, betapa agungnya surat ini. Dengan demikian, surat Al-fatihah mencakup 3 aspek pokok Quran. Allah SWT telah menurunkan 104 kitab, kemudian kitab-kitab tersebut dikumpulkan ke dalam 3 kitab (Zabur, Taurat, dan Injil). Kemudian ketiga kitab tersebut dikumpulkan kembali dalam sebuah Quran. Dan seluruh isi Quran dikumpulkan dalam sebuah surat, yaitu surat Al-Fatihah. Dan surat Al-Fatihah ini dikumpulkan dalam satu ayat, yaitu

إياك نعبد واياك نستعين

“Hanya kepada-Mu lah kami menghamba, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”

Tata letak dan gaya bahasa Surat Al-Fatihah

Ada beberapa hal lain yang unik mengenai surat Al-Fatihah ini (menurut penulis/penterjemah). Diantaranya adalah :

  • Surat Al-fatihah diakhiri dengan kalimat (غير المغضوب عليهم ولا الضالين). Kemudian dilanjutkan dengan surat Al-Baqarah. Asal-usul dari penamaan surat Al-baqarah ini adalah kisah sapi betina berwarna kuning di zaman Nabi Musa AS. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa umat Nabi Musa AS adalah Bani Israil. Secara tidak langsung ini menjelaskan tentang kata المغضوب dalam surat Al-Fatihah yang merujuk kepada bangsa Yahudi. Lalu bagaimana dengan kata الضالين ? Ini ternyata dijelaskan dalam Surat Ali-Imran yang menyinggung tentang Nashara.
  • Seperti yang telah dijelaskan tadi, bahwa 2 ayat terakhir dari surat Al-fatihah berisi tentang doa atau permohonan (اهدنا الصراط المستقيم). Jika kita melihat kepada awal surat Al-Baqarah, kita akan membaca (ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين). Ada kata (tunjukilah = اهد) dan kata (petunjuk = هدى). Seolah-olah ini merupakan jawaban dari permintaan. “Jika ingin menempuh jalan yang lurus, maka ikutilah apa kata Quran”.
  • Surat Al-Fatihah diawali dengan (الحمد لله رب العالمين), dan ini merupakan awal dari Quran. Sekarang mari kita lihat ayat terakhir dari Quran, surat An-Naas (من الجنة و الناس). Ada 2 kata, (semesta alam = العالمين) dan (Jin dan manusia = الجنة و الناس). Hal ini memiliki arti bahwa di dalam Quran ini terdapat hidayah (petunjuk) untuk semesta alam dan semua makhluk-makhluk Allah baik itu dari golongan jin dan manusia dan bukan hanya untuk manusia saja atau untuk kaum muslimin saja. Tetapi untuk semuanya, semesta alam dan isinya.
  • Dari gaya bahasa. Mari kita perhatikan surat ini dalam quran tajwid. Apa yang bisa kita lihat dari sana? Ya, di dalam surat Al-fatihah ini tidak ada hukum tajwid yang rumit. Hanya hukum alif-lam sukun saja. Ini menandakan bahwa surat Al-fatihah itu mudah dibaca dan dipelajari.

Bayangkan, sudah isi kandungannya komplit serta mudah untuk dibaca dan dipelajari. Subhanallah. Pantas saja Allah mengatakan dalam quran

و إن كنتم فى ريب مما نزلنا على عبدنا فأتوا بسورة من مثله وادعوا شهداءكم من دون الله إن كنتم صادقين

“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlahsatu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (Q.S. Al-Baqarah : 23)

Ini baru satu surat yang kita pelajari. Belum surat-surat yang lain dari Al-Quran. Pantaslah jika dikatakan Al-Quran merupakan mukjizat. Karena tak mungkin ada satu orang pun, baik dari kalangan sastrawan arab maupun dari kalangan lain yang mempu menandingi keindahan bahasa, bobot isi, dan kemudahannya. Bahkan Allah pun menantang mereka untuk membuat tandingan Quran. Secara tidak langsung pun ini menunjukkan keotentikan Al-Quran.

Alhamdulillah, sekarang kita sudah tau bagaimana isi kandungan surat Al-Fatihah yang sering kita baca minimal 17 kali sehari dan baru sekaranglah kita tau ada apa saja di dalam surat Al-Fatihah dan mengapa surat ini dijadikan salah satu rukun dalam shalat. Sehingganya, setelah membaca ini, tidak pantas lagi bagi kita ketika shalat, pikiran kita melayang kemana-mana dan tidak menghayati isi dari surat Al-Fatihah itu sendiri.

-Yongin-

9 thoughts on “Kandungan Al-Fatihah

Leave a comment