28 Oktober 2020: Maulid nabi dan sumpah pemuda

Merenungi kembali perjalanan hidup Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam (Sirah Nabawiyah), trus iseng-iseng bikin timeline ala saya. ๐Ÿ˜ Mohon dikoreksi jika ada kesalahan. ๐Ÿ™

Buku bertema Sirah Nabawiyah bagi saya adalah buku yang tidak membosankan untuk dibaca berulang-ulang. Selalu ada semangat yang muncul dalam diri dan muncul perspektif (sudut pandang) lain setelah membacanya. Kali ini dari sudut pandang pengembangan kapasitas diri (capacity building).

Terhitung sejak diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, yang merupakan raja Makkah ketika itu, Beliau belajar seni kepemimpinan dengan memperhatikan bagaimana kakeknya menyelesaikan masalah keumatan.

Sepeninggal kakeknya, beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Di rumah pamannya ini beliau mulai mengasah integritas dirinya sampai akhirnya di usia sekitar 21 tahun mendapat julukan “Al-Amiin” yang berarti yang sangat dipercaya (paling amanah). Kisahnya bermula dari usaha beliau di bidang jasa penitipan barang yang ketika dititipi barang oleh slaah satu pengunjung Ka’bah, beliau menjaga dan bahkan menunggu si pemilik sampai berminggu-minggu lamanya karena si penitip lupa mengambil barangnya. Melihat barang yang dititipinya masih utuh dan beliau masih setia menunggu seperti saat beliau dititipi, maka beliau dapat julukan itu. Dan tak butuh waktu lama, tersiarlah kabar itu ke seluruh penjuru Makkah. Bahkan sampai saat beliau hijrah ke Madinah, masih banyak barang titipan masyarakat Makkah yang harus beliau kembalikan dan beliau delegasikan kepada seorang pemuda bernama Ali.

Dari titik ini pula beliau diterima penuh oleh masyarakat Makkah bahkan sampai diminta memecahkan problematika yg hadir di tengah masyarakat. Misalnya seperti pada peristiwa peletakan Hajar Aswad saat pemugaran Ka’bah pertama kalinya, dll.

Periode selanjutnya, beliau diangkat menjadi Nabi. Dan pada periode ini pula profesinya beralih dari pebisnis (menjalankan bisnis istrinya Khadijah Radhiyallahu ‘Anha) menjadi full-time da’i yg diantara misi utamanya adalah mengajarkan Al-Qur’an (tu’allimuuna al-kitaab) dan menyempurnakan akhlak manusia (liutammima makarima al-akhlaq). Akhlaq ini lahir dari perpaduan antara nilai-nilai iman, Islam dan Ihsan (ubudiyyah). Selanjutnya, setelah beliau shalallahu alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, di sinilah kita akan dapati peran beliau sebagai pemimpin yg transformasional.

Dalam kaitannya dengan hari sumpah pemuda di Indonesia dan juga maulid nabi Muhammad, maka ada nilai penting yang harus diteladani oleh para pemuda muslim dan orang tua di masa kini berkaitan dengan capicity building. Yang harus diperhatikan oleh orang tua sebagai pendidik anak, maka pelajaran utama yg harus dibangun adalah pelajaran integritas diri anak dg memberikan keteladanan. Nilai ini tidak bisa dibangun hanya dengan mengandalkan peran guru di sekolah. Tetapi sejatinya ini adalah tugas orang tua di luar sekolah. Makanya, di masa pandemi ini, saat proses pembelajaran jarak jauh menjadi tren, pembangunan integritas dan karakter anak itu jauh lebih utama dari sekedar mengejar nilai di rapor. Karena nilai rapor bisa dikejar nanti (ada kejar paket kan?), tetapi pembangunan karakter anak, itu tidak bisa diakhirkan. Kalau dianalogikan dalam dunia machine learning, inilah masa-masa men-training neural network (melatih jaringan syaraf di otak) yg ada di kepala mereka sebagai bekal untuk dapat bersikap, berperilaku, memfilter input, dan mengambil keputusan yg tepat di masa depannya. Apalagi jika kita memimpikan pemimpin yg transformasional di masa depan. Jadi, kalau kita memimpikan pemimpin muslim yang transformasional di masa depan, maka mulailah dari pembangunan karakter anak usia dini di rumah.

#SpiritSirahNabawiyah #SumpahPemuda #QudwahHasanah #Integritas #Akseptabilitas #Profesionalitas #KepemimpinanTransformasional #MaulidNabiMuhammadSAW

Leave a comment