Masa Depan Isr*el, akankah berusia panjang?

Oleh: Ust. Taufik M Yusuf Njong (tulisan asli di sini dengan sedikit perubahan tanpa mengurangi sedikitpun esensi tulisan).

Dua puluh empat tahun lalu, ketika Syeikh Ahmad Yassin yang diwawancarai Ahmed Mansour dalam program “Syahid ‘Ala Al-‘Asr” di Aljazeera menyampaikan kehancuran Israel tahun 2027, banyak pihak (termasuk orang-orang dan penguasa Arab sendiri) menganggap bahwa beliau sedang ngawur dan mendongeng. Ketika itu, memang sulit membayangkan sebuah negara sekuat Israel yang ditopang oleh media, ekonomi, militer, persenjataan dan intelijennya yang canggih dan didukung oleh negara adidaya akan berakhir dengan kehancuran.

Tapi uniknya, 3 tahun kemudian atau tepatnya pada tanggal 1 April 2002, Newsweek, majalah mingguan AS yang berpusat di New York menerbitkan sebuah laporan khusus membahas tentang masa depan Israel dengan cover bendera bintang David dan judul: The Future of Isr*el, how Will it Survive? Dan berdasarkan penelitiannya serta wawancara dengan sejumlah sejarawan Isr*el baik yahudi dan non-yahudi, Newsweek menyimpulkan bahwa Isr*el adalah sebuah negara tanpa masa depan!

28 Oktober 2023 lalu, Abu Ub*idah, juru bicara Brigade Izz*ddin Al-Q*ssam kembali mengingatkan zi*nis Isr*el bahwa laknat dasawarsa ke 8 akan menimpa negara Y*hudi tersebut, bahwa masa kehancuran Isr*el telah dimulai. Laknat “Al-‘Aqd Al-Tsamin” merupakan periode yang sangat ditakuti oleh orang-orang Yahudi. Tahun lalu, Ehud B*rak, mantan PM Isr*el mengutarakan kekhawatirannya tentang prediksi bahwa negara Zionis itu akan hancur sebelum berumur 80 tahun. Barak berasumsi bahwa sejarah kerajaan atau negara Y*hudi sebelumnya belum pernah ada yang berumur lebih dari 80 tahun, sebagaimana ia tulis dalam sebuah opini di surat kabar Isr*el, Yedioth Ahronoth.

Sejarawan Yahudi sendiri memang mencatat bahwa umat Yahudi pernah berkuasa selama tiga kali, dan semuanya tidak pernah lebih dari 80 tahun. Ketiga entitas Y*hudi yang pernah berkuasa itu adalah Kerajaan Daud, lalu Kerajaan Hashmonayim, dan yang terakhir adalah negara zionis Isr*el modern yang ada saat ini. Pada tahun 2017 lalu, PM Israel saat ini, Benjamin N*tanyahu pernah mengungkapkan kegelisahannya dengan masa depan negara Isr*el. Karenanya, ia berusaha dan bercita-cita agar negara zi*nis itu bisa mencapai 100 tahun. Banyak pemikir Y*hudi juga berpendapat bahwa perpecahan di lapisan masyarakat, meluasnya korupsi serta konflik internal antara faksi-faksi Y*hudi memiliki peran penting yang bisa menyeret negara itu ke jurang kehancuran.

Hal lain yang memperkuat prediksi kehancuran negara zionis Isr*el adalah keyakinan sebagian kelompok Y*hudi yang berpegang pada ajaran Taurat bahwa zi*nisme yang bertujuan mendirikan negara Isr*el sejatinya adalah sebuah pembangkangan terhadap keputusan tuhan. David Weiss, seorang rabi Haredi Amerika dan juru bicara resmi kelompok Neturei Karta (sebuah kelompok Y*hudi yang berpusat di Brooklyn, New York) menegaskan dalam beberapa kali wawancara dengan Ahmed Mansour dalam program “Bi La Houdoud” Aljazeera bahwa sejatinya Zi*nisme adalah sebuah gerakan yang bertentangan dengan ajaran Yahudi. Para pendiri Zi*nisme seperti Herzl dan lain-lain adalah orang-orang non religius bahkan sebagiannya dianggap atheis.

Masih menurut Weiss, Allah SWT telah memutuskan agar kaum Yahudi menerima hukuman dari Allah berupa terlunta-luntanya mereka disebabkan dosa-dosa yang mereka lakukan dan mereka dilarang melakukan upaya untuk memperoleh negara sendiri hingga datangnya Al-masih atau Kristus. Karenanya, cepat atau lambat (tanpa merinci kapan), Weiss berpendapat dan berkeyakinan bahwa negara Zi*nisme itu harus bubar atau dibubarkan. Neturei Karta sendiri adalah sebuah kelompok Yahudi yang didirikan pada tahun 1935, lebih tua dari negara Zi*nisme yang baru didirikan pada tahun 1948. Kelompok ini didirikan untuk menghalangi pendirian negara zi*nis dan sampai saat ini konsisten menentang penjajahan Zi*nis Isr*el di Filastin.

Pandangan Taurat yang diyakini oleh sebagian Y*hudi tentang hukuman Tuhan yang mengharuskan orang Y*hudi hidup terlunta-lunta sejalan dengan tafsir ayat Al-Quran surat Al-Isra ayat 104 dimana Allah SWT memerintahkan Bani Isr*el untuk hidup bercerai-berai dan terlunta-lunta, setidaknya begitulah sebagian ahli tafsir seperti Syeikh Muhammad Mutawalli As-Sya’rawi (lihat tafsir Sya’rawi ayat 104 surat Al-Isra atau video-video beliau di youtube ketika menjelaskan ayat tersebut) menafsirkannya.

Syeikh Ahmad Yassin sendiri menyandarkan pendapatnya tentang kehancuran Isr*el pada tahun 2027 pada ayat ke 26 dari surat Al-Maidah dalam Al-Qur’anul Karim yang menyatakan bahwa Bani Isr*el akan tersesat atau terlunta-lunta selama 40 tahun. Menurut beliau, angka 40 berarti perubahan sebuah generasi di setiap periode tersebut. Hal yang sama terjadi dengan generasi pertama Palestina modern (dan Arab/islam secara umum). 40 tahun pertama dari awal abad ke 20 sampai tahun 1948 ketika negara zi*nis Isr*el diproklamirkan adalah generasi inferior yang kalah. Lalu lahir generasi yang mulai mempersiapkan dirinya untuk memberikan perlawanan selama 40 tahun kemudian. Dan tahun 1987, tepatnya ketika Intifadhah pertama Filastin dimulai, Syeikh Ahmad Yassin menafsirkan bahwa generasi kemenangan yang akan mengembalikan Filastin ke pangkuan umat islam telah lahir dan hingga 40 tahun kemudian (tahun 2027) mereka akan menghancurkan negara Zi*nisme.

Amma bakdu: sekilas, prediksi kehancuran negara Israel sebagaimana disampaikan Syeikh Ahmad Yassin ataupun David Weiss dengan bersandar kepada penafsiran subjektif tentang ayat Al-Qur’an dan Taurat terlihat sedikit “emosional”. Tentunya, mereka bukanlah Nabi yang setiap ucapannya adalah hujjah yang harus didengarkan. Akan tetapi, siapa saja yang memperhatikan perubahan dan perpecahan generasi Y*hudi modern beberapa tahun terakhir, kegagalan mereka membentuk pemerintahan yang stabil hingga harus melakukan pemilu sebanyak 5 kali dalam jangka waktu kurang dari 4 tahun, demonstrasi yang terus terjadi menentang reformasi peradilan, pembangkangan pasukan cadangan Isr*el untuk melakukan tugasnya, hingga melemahnya AS dan sekutunya serta sebab-sebab lain yang disampaikan oleh Dr. Abdul Wahab Al-Masiri (yang terlalu panjang untuk ditulis disini) mengerucut pada satu kesimpulan yang sangat kuat bahwa: cepat atau lambat, negara zi*nisme Isr*el yang melakukan sistem apartheid terhadap rakyat Filastin akan hancur atau dihancurkan.

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ ۚ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا ۖ وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا ۖ وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ ۚ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

“Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung halamannya pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah; maka Allah mendatangkan (siksaan) kepada mereka dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menanamkan rasa takut ke dalam hati mereka; sehingga memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan!” (Q.S Al-Hasyr ayat 2).

Leave a comment